Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Pengantar Sejarah Pemikiran Politik

Opa Sari  Ilmu Sejarah – FIB UI 1.       Analisis pengaruh pemikiran politik nasionalisme Jawa masa kepemimpinan Sukarno. -Pada saat Indonesia kembali menganut sistem presidensial dimana Sukarno kembali menjadi pemimpin tunggal dengan sistemnya yang disebut demokrasi terpimpin. Sukarno mengeluarkan satu kebijakan pada tanggal 17 Agustus 1959 pada upacara peringatan hari proklamasi RI ke-14 yakni Manifesto Politik (Manipol). Dalam manipol ini Sukarno menjelaskan bahwa Pancasila sebagai falsafah atau pandangan bangsa Indonesia lebih tinggi kedudukannya dari Deklarasi Kemerdekaan Amerika dan Manifesto Komunis. Dengan secara konsisten memiliki dasar pandangan yakni Marhaenisme adalah sosio-nasionalisme yang berperikemanusiaan dan sosio-demokrasi yang berkeadilan sosial. Dengan Gotong-royong yang sudah mengakar dalam budaya masyarakat Indonesia, Sukarno yakin akan membawa Indonesia sebagai negara baru yang mampu bergerak dalam mewujudkan kesejahteraan sosial. Walaupun kata goto

Pengantar Filsafat dan Pemikiran Modern

Pokok-pokok Pemikiran Edmund Husserl Mengenai Metode Fenomenologi Opa Sari Ilmu Sejarah – FIB UI           Pada paruh pertama abad ke-20, muncul seorang filsuf yang prihatin dengan situasi dunia intelektual yang menurut anggapannya sangat dikeruhkan oleh macam-macam prasangka baik secara filosofis maupun ilmiah. Edmund Husserl, Bapak pendiri sebuah pendekatan yang sampai saat ini terkenal dengan nama “fenomenologi”, dengan   keprihatinannya itu mencoba mendeskripsikan kenyataan apa adanya. Husserl lahir di Prossnitz tahun 1859, ia adalah filsuf Jerman keturunan Yahudi. Masa mudanya ia banyak belajar mengenai astronomi dan matematika di Leipzig dan Berlin tempat ia memperoleh gelar doktor dalam bidang matematika. Kemudian tahun 1884-1886 ia mengikuti pelajaran Brentano di Wina. Sejak saat itulah minatnya pada filsafat semakin besar. Ia pun menjadi dosen di Halle, Goitengen, dan Freiburg, dimana mahasiswanya adalah Max Scheller dan Martin Heidegger. Pengaruh Brentano pada di

This is Indonesia

Kepulauan Seribu is part of north Jakarta. But, according to the community in general, Kepulauan Seribu is very far because they are too separated by the ocean. To reach the nearest island just like an Angel Island, we often have to travel 1.5 hour if not using spead boat. Which are in fact very long distance a minute. In patterns of thought actually more like this that keeps us from the perspective of the union. I started to understand the concept of the land when I visited to Kepulauan Seribu. The concept put forward by Ir. Djuanda about Indonesia as a country maritime. The sea unites us, not separate us . Then I have a desire to expand mindset that the sea as unifying this nation to the community . The desire began when on 12 september 2013, I got a chance to be the one of tour guide for “Wawasan Kebangsaan Pemuda-Pemudi di Kepulauan Seribu” conference. The conference is intended to prevent the threat of Kepulauan Seribu as the tourism objects are not sustainable, and en

Jurnal dalam mata kuliah Bahasa Indonesia Akademik

Lorong Gedung VI Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Opa Sari Mahasiswa Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,   Universitas Indonesia Email: opasr15@gmail.com I.                    Pendahuluan             Manusia sebagai makhluk sentral yang memiliki kemampuan lebih dalam mengatur tatanan kehidupan harus mampu menjaga keselarasan dengan lingkungan hidupnya. Oleh sebab itu, manusia harus memiliki pemahaman dan kesadaran mendalam mengenai kedudukannya sebagai pihak pengambil keputusan dan inisiatif. Keputusan untuk tetap menjaga keselarasan dan inisiatif untuk membuat suatu tindakan pengembangan lingkungan hidup untuk jangka panjang. Pemahaman ini dapat diperoleh dari proses manusia melakukan interaksi dengan lingkungannya secara baik. Jika manusia peka terhadap lingkungan hidupnya maka manusia akan terhindar dari sifat egois. Sifat ini biasanya menghalangi manusia untuk mau memahami lingkungannya. Kendati m